Mengenal Transformator (Trafo) Step Down

Transformator (Trafo) Step Down dirancang untuk meminimalisir tegangan listrik. Tegangan Primer merupakan lebih besar dari tegangan sekunder.  Misalnya untuk menggunakan perlengkapan  110V di negara dengan pasokan listrik 220v.
trafo step down
simbol trafo step down

Tranformator Step Down merubah tegangan listrik dari satu tingkat atau konfigurasi fasenya lazimnya turun ke tingkat yang lebih rendah. Aplikasi  untuk isolasi listrik , distribusi tenaga listrik , dan kendali dan instrumentasi aplikasi. Transformator (Trafo) Step Down lazimnya bergantung pada prinsip induksi magnetik antara kumparan untuk mengkonversi tegangan dan / atau level arus.
Transformator (Trafo) Step Down dibentuk dari dua atau lebih kumparan kawat terisolasi di sekeliling inti besi. Ketika tegangan masuk dan diberikan ke satu kumparan (sering disebut primer atau input) memagnetizes inti besi , yang menginduksi tegangan dalam kumparan lain (yaitu sekunder atau output). Ternyata rasio dari dua set gulungan menyeleksi jumlah transformasi tegangan.


Contoh: 100 primer ON dan 50 pada sekunder , rasio 2-1.
Transformator (Trafo) Step Down sanggup dianggap tidak lebih dari perangkat "rasio tegangan".
Dengan langkah transformasi menurunkan rasio tegangan antara primer dan sekunder akan merefleksikan "membelokan rasio" (kecuali untuk satu fase yang lebih kecil dari 1 kva yang sudah dikompensasi bab sekunder). Sebuah pola aplikasi simpel rasio 2-1 dimana rasio akan men-step 480v-240v tegangan turun. Perhatikan bahwa bila input tegangan sebesar 440 volt maka output akan 220 volt , Sedangkan rasio antara input dan tegangan output akan tetap konstan.

Perlu dikenali bahwa ransformers dihentikan dioperasikan pada tegangan yang lebih tinggi dari nilai yang tertera pada transormator tersebut , tetapi cuma sanggup dioperasikan pada tegangan mendekati atau lebih rendah dari dinilai tersebut. Sehubungan dengan kemungkinan akan digunakan untuk penggunaan perlengkapan Non Standard pada  transformer standard.
Transformator (Trafo) Step Down Fase tunggal 1 kva atau lebih besar sanggup dibalik ke step-down atau step-up. (Catatan: step fase tunggal atau Transformator (Trafo) Step Down nya mesti berskala kurang dari 1 KVA tetapi tidak untuk sebaliknya alasannya merupakan gulungan sekunder di saat reverse membutuhkan tegangan pelengkap untuk menanggulangi penurunan tegangan di saat beban dipraktekkan Jika digunakan sebaliknya , alasannya merupakan tegangan output akan menyusut dari yang diinginkan.

Transformator Step Down non standard :

PRINSIP KERJA TRAFO :

Pada postingan sebelumnya belum sempat aku diskusikan tentang Prinsipkerja trafo secara lengkap , kali ini aku ingin menyertakan prinsip kerja dari transformator.
Di dalam parkteknya , dikenal 3 metode pendeteksian dan pengendalian transmormasi , yakni :
  1. GGL Induksi Primer (e)
  2. GGL Induksi Sekunder (es)
  3. Rasio perbandingan lilitan (primer dan sekunder) (a)

1.   GGL Induksi Primer :

Sebagai pola kumpatan primer kita hubungkan dengan sumber tegangan arus bolak balik (AC) , maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer , dan membuat flux magnet yang berubah- ubah sesuai frekuensi arus I1 pada kernel trafo , dan membuat GGL induksi e pada kumparan primer.
Cara mengkalkulasikan besar GGL induksi primer “e” merupakan :
e = N.d / dt volt
dengan : e = GGL Induksi primer
N = Jumlah lilitan primer
d = Jumlah GGM , dalam weber
dt = Perubahan waktu , dalam detik

2. GGL Induksi Sekunder :

Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL “ep” merupakan flux bareng (mutual flux) , sehingga GGL induksi timbul pada kumparen sekunder selaku es yang besarnya merupakan :
es = Ns (d / dt) volt dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder dari (1) dan (2) ,

3. Rasio perbandingan lilitan (primer dan sekunder) :

Perbandingan lilitan sanggup didapat dari perbandingan lilitan selaku berikut :
a = ep / es = Np / Ns 
dengan a = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator

Tidak ada komentar untuk "Mengenal Transformator (Trafo) Step Down"